- Senin, 24 Maret 2014, pelepasan peserta K-SPR goes to Bojonegoro oleh LPPM jam 13.00. Aku ndak ikut pelepasan karena ngurusin Pralon ukur yang ketinggalan, akhirnya pralon dianterin oleh Penjol dan Odik & ditaruh di bagasi bis.
- Jam 14.30 berangkat dari Kampus IPB Darmaga pakai Bus Haryanto. SPR disuruh bayar biaya tambahan ke agen Bubulak 200ribu.
- Awal berangkat, aktivitas ramai oleh obrolan.
- Ada dua penumpang ilegal ikut bis itu, salah satunya orang Bojonegoro yang bawa Love Bird sepasang.
- Jumlah peserta ada 26orang: 8 di Kedung Adem, 9 di Temayang, 9 di Kasiman
- Aku ikut kelompok Kec. Kasiman bertempat di Dukuh Ngantru, Desa Sekaran, Kecamatan Kasiman bareng Alul, Riri, Cahyo, Fira, Rifki, Bima, Harts, & Fahrul.
- Malam Hari bis istirahat di Rumah Makan di Subang, makan di sana.
- HP Nokia pertamaku ketinggalan di mushola rumah makan.
- Waktu di bis ngobrol-ngobrol sama kondektur bis tentang jalanan & jenis-jenis bis.
- Ngobrol dan belajar tentang cashing bis-bis besar bareng Budiman. Ada Adi Putro (Marcopolo, Jet Bus, Jet Bus 2), Laksana (Legacy Sky), Morodadi, New Armada (Nucleus 1, Nucleus 2).
- Selasa, 25 Maret 2014 jam 09.00 sampai di SMK N 4 Bojonegoro dan diadakan sosialisasi ke siswa Jurusan Peternakan. Pas sosialisasi, kenalan sama Arif, Zainul, dan Ali.
- Jam 13.30 berangkat ke Dukuh Ngantru, Desa Sekaran, Kecamatan Kasiman menumpang bis mini. Lewat hutan jati, kebun tebu, jalanan paving, tanah-tanah tandus.
- Bojonegoro panas…
- Jam 15.00 sampai di Puskeswan, ketemu Pak drh. Lutfi, Pak Jamil, dan Bu Niken, lalu menuju Dukuh Ngantru, dikawal oleh Mas Bayan.
- Arif, Zainul, Ali (murid SMK N 4); Pak Lutfi, Pak Jamil, Bu Niken (dokter hewan); Mas Bayan (perangkat desa); Mas Darwanto (Ketua Kelompok Ternak Mega Jaya); Bu Yatini (tempat mencari makan; rumah inap Riri & Siti); Pak Ayu (Ketua RT 2 yang rumahnya diinepin cowok selama di Ngantru). Jelita (anak kecil yang orang tuanya di Jakarta).
- Malam hari kumpul di rumah Pak Ayu bareng tim, Mas Darwanto, Mas Bayan, mas pemilik domba, & Pak Asep.
--------------------------------------------------------------------------------------------
- Mike Tyson, Ateng Boncel juragan rombeng, Lemu, Big Show, Boker T calon Bupati Rembang, Tiwul, Bibir sensual, Perhutani kriwil.
- Hari-hari awal, kita mau ke tempat penggembalaan sapi, tapi nyasar ke tempat penggembalaan domba. Disana dijegokin anjing Limosin, atau mungkin anjing Limpo waktu survey lokasi.
- Kripik disini murah, harganya cuma 500 rupiah.
- Seorang gendut mengulurkan tangan pada kami, dikiranya mau jabat tangan, ternyata mau minta uang seribu, tp ndak kami kasih karena ndak paham maksudnya.
- Riri, Rifki, Fahrul, Harts dikejar anjing dan masuk rumah warga karena takut.
- Jalan-jalan ke bukit nyari orang angon, lewat kuburan, sendang lor, dan jembatan kecil. Ketemu bapak-bapak nyunggi gelonggongan kayu jati, Rifki nyoba tapi ndak kuat. Foto-foto di pinggir kali kecil, sambil ngobrol dengan besannya Pak Ayu yang kebetulan lewat. Lalu jalan lagi dan berhenti duduk di bangku persimpangan jalan perbukitan. Rifki tanya orang. “Badhe ngangon nggih, Pak?” Lalu bapaknya duduk di bangku kayu. “Oh, badhe lenggah rumiyin,” kata Rifki. Hahaa, aku tertawa lihat itu. Tak beberapa lama, terlihat wanita kecil yang masih SD mengendarai motor di jalan tanah batu perbukitan. Ia bersama adiknya yang membonceng seperti pengendara motor trail saja.
- Ngunyah rumput di jalan sebelum jembatan.
- Bibir eksotis foto di samping jembatan.
- Pas duduk dan foto-foto, Alul kentut. Dengan wajah seolah ndak tahu, si Siti diam aja, eh pas ditanya ternyata ia denger juga.
- Calon Bupati Rembang sibuk mencari istri.
- Juragan rombeng lagi nyari gadis desa.
- Jalan-jalan ke lokasi tambang minyak di Wonocolo. Jalannya lewatin bukit yang biasa buat angon sapi oleh warga.
- Ngobrol dengan Ibu pemilik warung dekat masjid, bercandaan.
- Rifki liat-liat obat cacing di warung. Kata Ibunya, “ Orang nya aja kurus, masa ngobatin sapi cacingan. Harusnya kan yang diobatin orangnya dulu.”
- Tyson, Big Show, & Boker T ikut dalam perjalanan.
- Rifki udah kayak orang Perhutani saja.
- Da..shit… umpatan Cahyo yang terpendam karena ada Pak Ayu disebelahnya.
- Ada orang yang ngakunya Ketua RT, dia udah tua tapi agak kurang koneksi sepertinya. Ditanya apa, jawabnya apa.
- Motret bintang di halaman rumput sebelah rumah bareng Cahyo, Rifki, Fahrul, Harts, Alul.
- Nyari rasi bintang Libra, lihat 3 pesawat mata-mata di atas kita sedang mengintai, Rifki headsetnya ilang, barangkali telah disadap. Menyelidiki hal-hal mencurigakan di sini, karena kami adalah perwakilan NASA.
- “Jangan bilang-bilang Mas Dar yaa, kalo sebenarnya saya ini adalah INTEL!”
- Jalan jauh ke ujung Dukuh Ngantru. Awalnya sih jalan, tapi karena ada mobil siklun yaa… dicegat minta tebengan, tenyata di ujung hanya ada 3 rumah saja.
- Di ujung dukuh ketemu Mbah Putri yang sendirian, mantunya lagi ke kebon. Mbah itu layaknya juru kunci penjaga perbatasan.
- Anak kecil menangis digendong Ibunya waktu melihat Alul datang menghampirinya.
- “Iki Mbakku…” seorang perempuan kecil memamerkan si Riri yang bahkan belom dikenalnya.
- Diajak main ke kebon Pak Jamil. Kami mengintai dan mengawasi lokasi yang diduga ada proyek pembangunan markas besar intel rahasia, juga laboratorium bawah tanah intel. Di sana ada pembangunan kolam yang sepertinya akan diisi hiu, mau bikin ikan hiu bakar. Ada juga seorang lelaki tua yang diduga mantan pejuang.
- Main layang-layang bareng Harts dan yang lainnya. Mengintai keadaan sekitar dari udara. Layang-layang udah tinggi, eh malah senarnya putus.
- Riri & Fahrul, si tukang ngemil.
- Bantuin Ibu’e Lusman cuci piring di dapur.
- Bantuin dokter hewan keliling desa, nyuntik sapi bareng anak-anak magang. Kami melakukan penyisiran, sterilisasi, dan menanamkan virus-virus yang merupakan senjata biologis dalam menguasai wilayah musuh.
- Ngasih penyuluhan ke warga dukuh saat malam hari. Kertas dan pulpen dibagi satu-satu ke mereka supaya bisa nulisin masalah peternakan yang dialami. Eh, udah dibagi malah bilang”Kebanyakan orang sini ga bisa nulis, Mas.” Setelah itu, pulpennya diambil lagi.
- Ketemu Mbah Japri, simbah putri yang udah tua. Veteran perang ceritanya. Anggap saja potret masa depan kita nantinya akan seperti beliau. Alul mewawancarai dan minta nasihat-nasihat dari simbah, taunya malah dia yang menasihati Mbah Japri dengan petuah-petuah.
- Ada sapi berahi berlendir, lalu dielus-elus pinggulnya sama Alul. Ndak lama, sapi itu langsung angkat ekor dan buang kotoran saat itu juga.
- Aku punya senjata yang kubawa kemana-mana, sebuah tongkat ukur dari pipa pralon dengan alas botol aqua. Senjata penelitian foto-foto sapi dibantu Tiwul yang motoin.
- Kalau pengen lari cepet, akunya pasti lompat-lompat. Lha wong kaki kiriku dingklang, bekas dijahit dan belum sembuh. Dan tiap hari ganti perban sendiri, jadi prepare P3K selalu dong…
- Kemana pun pergi, aku selalu pakai sepatu dan kaos kaki, biar ndak kesenggol kakiku ini.
- Mampir main ke Stasiun Bojonegoro bareng Harts sebelum naik bis menuju Bogor.
- Pulangnya, mampir ke rumah Alul & Nginep di Lasem, Rembang.
_25 Maret 2014 - 3 April 2014_
2 Komentar
Uapik tenan mas ceritane T.T
BalasHapusMantabbbb mas..!!!
BalasHapussemoga kedepannya di dukuh ngantru menhjadi lebih berkembang dan semakin maju..
JAYA SELALU DESAKU..( AMIN..)