• Perjalanan dari Bogor menuju Pekalongan menggunakan mobil Pak Yamin dan mobil departemen IPTP, berangkat pukul 3 sore. Dalam perjalanan, mencari makan murah, eh taunya dapet tempat makan yang mahal juga.
• Malam hari di perjalanan, berhenti di POM bensin. Cacing-cacing punyaku dan Harts yang kami taruh di mobil IPTP ternyata banyak yang keluar karena kepanasan dan tutup dari wadah cacing kurang rapat. Setelah itu, kita rapatkan lagi dan dibungkus plastik penuh.
• Ketika sampai di Pemalang, Harts melihat GPS dan berbelok jalan mengikuti GPS. Ternyata jalan yang dilalui adalah jalan alternatif yang gelap dan penuh liku, dan juga cukup jauh untuk dilalui.
• Sampai di masjid dekat alun-alun Kajen pukul 6 pagi. Mandi di Masjid dan istirahat sejenak.
• Di depan masjid kontrol cacing, ternyata banyak yang mati dan berbau. Lalu, Aku dan Harts mensortir cacing yang hidup, dan yang mati kita buang. Jadinya, banyak cacing yang mati di depan masjid berserakan.
• Setelah beristirahat di masjid, kita mencari makan di warung makan dekat pasar Kajen.
• Setelah makan, kita menuju pendopo dekat alun-alun Kajen. Di pendopo dilakukan penyambutan para peserta KKP dan IGTF, dan disana pula kami bertemu teman-teman satu desa kami.
• Setelah penyambutan di pendopo, kami menaikkan barang-barang ke doplak dan berangkat menuju desa masing-masing. Satu doplak dengan teman-teman KKP yang menempati Kecamatan Petungkriyono yang dibagi ke desa Tlogopakis, Yosorejo dan Curug Muncar.
• Di atas doplak, ngobrol dengan Mulyana yang juga se desa denganku.
• Kami cukup awam dengan jalan yang kami lalui dan sempat heran dengan jalan menuju Petungkriyono, karena jalannya begitu sempit dengan lika-liku tajam sekaligus terlihat tebing di sisi kiri dan jurang di sisi kanan jalan yag bagi kami cukup mengerikan namun terasa sejuk dan menyenangkan.
• Dalam perjalanan, melihat beberapa bruk/tugu pembatas jalan yang hampir di setiap brug selalu ada seorang cewek dan seorang cowok yang sepertinya pacaran (Seperti brug itu udah di-tag masing-masing pasangan).
• Melewati Kasimpar dan berhenti sejenak di Yosorejo karena sebagian turun. Selanjutnya menuju Tlogopakis dengan sebagian jalan cukup parah.
• Sampai di Tlogopakis, tepatnya di perempatan bawah balai desa dan tanya orang dimana rumah pak Sekdes. Ternyata nama Pak sekdesnya bukan Pak Raadi, tapi “Pak Tarsudi” dan biasa dipanggil pak carik. Setelah tanya, kita jalan. Di jalan, kita bertemu Pak Tarsudi dan langsung menuju rumahnya.
• Ternyata di rumah udah disiapkan ruang istirahat untuk kita. Lalu, kita taruh barang-barang kita. Waktu di rumah, bertemu istri dan anak perempuan yang ternyata anaknya Pak tarsudi yang sekarang sudah kelas XI SMA. Anak perempuan itu bernama “Rohkmah Syiami”, dengan nama pendek yaitu “Rohkmah” dan dipanggil Ibunya dengan sebutan “Rom”.
• Bertemu juga dengan anak tetangga kelas VII SMP dengan nama “Dewi”, tapi kami sering memanggilnya “Dewi Gaul”.
• Setelah istirahat sejenak, kami menuju masjid untuk sholat. Sampai di masjid, karena melihat masjid yang kotor, kami mengepel sebagian lantai samping masjid. Merasakan air pertama Tlogopakis yang cukup dingin. Lalu, sholat dan istirahat sejenak di masjid.
________________________________________
• Latihan teater di Balai Desa bersama, dengan kru yaitu Mas Dulloh (Abzhoela), Mas Nuridin (De’ex), Budiman, Nur Hidayah (Juminten), Yayuk (Zazuk), Puput, Yuli, Mariana, Siyati, Fitri, Tutut, Didik (Tim Gugah-gugah), Erna, teman-teman KKP, serta adik-adik SD yang setia menjadi penonton dan pembawa papan nama.
• Latihan teater sehabis sholat tarawih ditemani kawan-kawan desa.
• Bikinin puisi buat Aeni, dibaca pas musikalisasi puisi waktu pentas teater.
• Kegiatan harian puasa yaitu: Sahur, ke Masjid Sholat subuh, DAI (Dakwah Agama Islam) oleh IPNU dan IPPNU, Ngobrol sampai pagi, Kadang-kadang ikut ngarit, Sholat dzuhur, Sholat ashar, Latihan teater, buka dan sholat maghrib, Sholat tarawih, makan kerupuk di masjid, kadang latihan teater dan kadang ngobrol sampai malam, pulang dan tidur.
• Aku ceramah DAI dengan tema “Belajar Menuntut Ilmu”.
• Ikut selamatan, 40harian, seratus harian, Seribu harian (pas seribu harian, lumayan dapat uang), tahlilan.
• Ikut acara buka bersama IPNU/IPPNU, Pengajian desa Tlogopakis, jadi panitia kegiatan lebaran, pentas seni malam hari waktu H+4 lebaran.
• Ngejailin SS (Soseat Sobeat) alias Popi-popi
• Berkunjung ke rumah Yayuk dengan niat menjalin tali silaturahmi, jaga kesehatan, menghabiskan makanan agar tidak mubadzir.
• Pergi ke Curug Muncar bareng Mulyana, mas De’ex, dan Ari pakai motor. Bawa toples yang udah diisi di rumah Yayuk dan dimakan di Curug. Mampir ke tempat anak KKP di Curug Muncar dan toples yang sudah kosong terisi lagi. Lanjut ke Kambangan yang baru selesai main sepakbola, beli bakso, ketemu Juminten, Mas Daroji, Om Dulloh, dan yang lainnya.
• Bongkar pupuk cair yang kayaknya belum jadi karena kebanyakan telpong dan dedak dan dimasukin ke botol bersama Mulyana dan Mas Budiman. Baunya minta ampun…..
• Metik cengkeh bareng Dewi gaul, Nizar, Rendi, dll.
• Bersih-bersih masjid menjelang bulan puasa bersama para pemuda-pemudi desa, keadaan masih pada canggung.
• Niatnya mau ngunjungi di Gondang, eh taunya naik motor nyusul temen-temen yang pergi jalan kaki ke Curug Muncar. Di muncar main ke rumah Pipit (pacar Ari) bareng Rohkmah dan Ari. Di depan rumah ada jalan semen turunan yang curam banget, ada dua cewek yang jatuh dari motor trus kami membantunya. Dia bawa jajan dan kami taruh di depan pintu rumah. Waktu pulang, jajannya ditinggal. Lalu jajan itu kita bawa pulang. Ada Fanta botol besar dan biskuit coklat. Rejeki ga dapat ditolak.

• Pulang dari Curug Muncar pas Maghrib jalan kaki lewat jalan sawah, kebon, dan hutan.Jalanan sangat gelap dan hanya ada senter Mulyana yang dibawa Mas Syarif di depan. Aku menerangi jalan pakai HP yang ga terlalu ngefek sambil bungkuk. Di tengah jalan sebelum Kalikarang, suara HP Mas Taryo yang nadanya seperti setan bunyi karena dapat Miscall dari Izmi, kagetnya setengah mati…. Sampai di rumah basah kuyup karena kehujanan. Kaki keluar darah karena pacet. HP rusak karena baterainya kena air. Udah Maghrib, jalan kaki, hujan lebat, jalanan gelap, kena pacet,jalan ga pake sendal, basah kuyup, kaget karena suara HP, disambut anjing menggonggong. Wooow, lebih dari itu, ada cerita yang mengesankan bareng Mas Syarif, Mas Taryo, dan Mulyana.
• Agustusan makan mie ayam di pinggir jalan dan nonton orkes yang MCnya Om Dulloh. Om Dulloh juga nyanyi. Nonton bareng Mas Diro, Kang De’ex, Mas Taryo, Mas Syarif, Fara, Dewi, Izmi, Mulyana.
• Malam agustusan pergi ke Mudal bareng kang De’ex, Mas Taryo, Rohkmah, Mas Syarif, Mas Budi R, Ari, Dewi, dan Izmi nonton Wayangan.
• Jadi detektif bareng Mas Diro, Mas Budi R., Mas Taryo, Kang De’ex, Om Dulloh, dan Mas Syarif.
• Pinjem kencrung di Mas De’ex dan latihan kencrung tiap pagi.
• Ikut pergi ke pasar hewan di Kajen bareng Mulyana, Dewi, dan Izmi ngikut Pak Darmadi.
• Ami, dengarkan baik-baik, perhatikan dengan tenang, agar Ami mendapat rahmat.
• Bikin tiga balon warna putih pakai kertas layangan bareng Mulyana, Ari, dan Mas De’ex, eh ternyata ga bisa terbang. Yaa… trus dibakar pas malam perpisahan.
• Jalan-jalan ke Kambangan bareng Mulyana, Ari, Kang De’ex, Umaroh, Yuli, Erna.
• Main voli bareng pemuda desa.
• Liat voli di Mudal, menang lawan Yosorejo.
• Setelah posyandu di Sipetung, main ke Dieng pakai mobil mas Darji bareng Mas Darji, Mas Dulloh, Bima, Ciput, dan teman-teman KKP.
• Ikut ngarit bareng Mas De’ex atau Mas Taryo.
• Jalan-jalan ke Dieng 6 motor (12 orang): Aku & De’ex, Fara & Budi R., Dulloh & Mulyana, Syarif & Almira, Ari & Dewi, Taryo & Izmi. Pergi ke Telaga Warna, Kawah Sikidang, Sumur Jalatunda, dan Makan soto sapi di Batur bareng Budi R. dan Faraling.
• Tidur siang di rumah Mas De’ex, kadang bareng Ari.
• Latihan medley nusantara di rumah Kang De’ex bareng teman-teman KKP sekalian tengok bayinya Mbak Tanti yang lahir semalam, ditemani Siyati. Sebelum ketemu bayi, nggarang kaki di atas api tiga kali, katanya biar ngilangin sawan.
• Ditawarin buka puasa di mana-mana setiap mampir.
• Buka puasa di rumah Mas Budiman bareng Mulyana Saputra.
• Buka puasa di rumah Pak Darmadi bareng Mulyana Saputra.
• Ikut dorong sapi galak ke kandang rumah Pak Darmadi.
• Jalan-jalan ke Curug Gunung Bajing bareng anak-anak KKP, Rokhmah, dan Pak Tarsudi. Kemudian mampir di rumah pak bau Rowo dan minum kopi di sana.
• Berkunjung ke rumah-rumah warga pas seminggu pertama tinggal di desa.
• Pergi ke Doro bareng Mulyana beli kertas layang, lem bakar, kawat, nangka, dan bahan buat bikin kolak.
• Jalan dari Terminal sampai depan Pasar Batik Setono nyari pesenan Fara yang ternyata di rumah lagi sakit, setelah itu naik angkot tiga kali sampai Doro.
• Dijemput Mulyana setibanya balik Tlogopakis dari Demak. Beli bakso titipan.
• Di pekan terakhir sebelum hari-H kepulangan, selalu bernyanyi dan bermain gitar dan kencrung bareng Mas Syarif, Ari, Kang De’ex, Mas Taryo, Mas Dulloh, Mulyana, Komari.
• Ada Dewi yang gaul, makanya namanya Dewi Gaul.
• Masukin foto hitam putih ukuran 3x4 Dewi Gaul yang nemu di masjid ke dalam cashing HPnya Kang De’ex.
• Umar bin Oh manis kalo meringis, tapi sayangnya kalo foto ndak mau meringis.
• Seneng melihat Popi-Popi yang selalu kompak dan rame.
• Seneng juga kalau liat Siati lagi senyum, senyumnya khas. Apalagi ditambah pipinya yang gembil itu….
• Yalin juga kalo lagi ketawa, ketawanya khas juga.
• Yayuk kalau lagi ceramah pas DAI, ndak ada komanya. Langsung titik di akhir ceramah.
• Juminten yang tomboy dan ngegeng banget gayanya…
• Makan kacang, mie, dan teh di rumah Juminten bareng Mulyana atau Mas Taryo.
________________________________________
• “Ingatlah Hari Ini”, bareng Ari dan Popi-popi (Soseat Sobeat)
• Lagu “Sesalku”, bareng Om Dulloh, Tutut, dan Kang De’ex.
• “Oh Bidadari Manisku”, bareng Nuridin (De’ex)
• Nyanyi-nyanyi “Balonku, Lihat Kebunku, Naik-Naik ke Puncak Gunung, Sayonara, Buat Apa Susah, Mari Pulang, Bidadari Manisku, Diobok-obok” sambil rekaman di Kali karang sambil perosotan di waterboom alami dengan hanya pakai celana, dan juga membersihkan terpal yang dipakai buat perpisahan semalam bareng Kang De’ex, Mas Taryo, dan Mulyana.
• Menyanyikan lagu “Indonesia Raya”, sambil hormat di Kalikarang setelah selesai membersihkan terpal bareng Kang De’ex, Mas Taryo, dan Mulyana.
• Main Pantomim di acara pensi perpisahan bareng Mas Taryo & Kang De’ex. Aku dan Mas De’ex berperan sebagai Maling dan Mas Taryo berperan sebagai Tuan Rumah dengan lagu pengiring “Lion Sleep Tonight”.
• Joget bareng sampai jam 1 pagi di acara perpisahan, dengan lagu utama “Oplosan”.
• Ikut menangis melihat Rohkmah dan Pak Tarsudi menangis ketika mau pulang, di rumah Pak Tarsudi.
• Menangis ketika mengucapkan salam perpisahan dengan Popi-Popi.
• Menangis lagi waktu di Mudal, melihat Teman-teman yang lain menangis.
• Jadi anak cengeng ketika hari kepulangan kita dengan warga desa Tlogopakis Krajan.
• Diantar ke Batur oleh Kang De’ex dan Ari sewaktu pulang.
“Terima Kasih atas Semua Cerita yang Pernah Kita Jalin Selama Ini”
“Rinduku Mengiringi Kepergian Kami dari Desa Tlogopakis”
_30 Juni 2013 - 29 Agustus 2013_
0 Komentar