"Melankolis Dini Hari"

Dini hari ini begitu berbeda. Bukan karena aku belum tidur, hanya khayal-khayal dan hasrat bayangan masih terus menggenang tak berhenti jua. Sunyi menambah kuat suasana tercipta. Hening terdukung oleh puisi-puisi yang kudengar dari suara elektronik di sebelah saja. Enggan rasanya meninggalkan dini hari menuju mimpi, karena khayalan saat ini begitu nikmatnya. Terlena juga aku pada puisi-puisi yang masih berkisah tentang perasaan di dalamnya. Tak kunjung hilang bayangan di dalam pikiran, tentang siapa-siapa dengan segala pesona dan auranya. Bahkan si apa yang berpesona pun terkadang adalah manusia baru yang sebelumnya tak terhitungkan untuk masuk dalam pikiran, termasuk pikiran dalam hening. Nyata juga sekarang jadi bayang-bayang yang seolah patut diperhitungkan. Dia diantara si dia dan dia. Menggantikan dia yang mulai buram sedikit demi sedikit terhapus. Tehapus dan hilang, padahal aku yakin, suatu saat juga akan teringat lagi. Meski tak sama rasa dan suasana. Denting musik instrumen dan nyanyian-nyanyian menambah syahdu dini hari. Yang ternikmati oleh diri sendiri, tanpa lainnya. Karena benar yang lain telah tertidur pulas, dan aku belum juga bisa memejam mata, untuk sementara. Karena apa, jelas karena hasrat untuk membayang saja. Tidak!! Lebih karena andil rasa dari perasaan yang membawa kabur diri menuju dunia semu dengan kanvas gelapnya. Hanya gelap yang ada dalam pikiran, hingga perasaan memberi warna demi warna, hingga khayalan terlihat jelas adanya. Semakin jelas untuk selanjutnya mengabur, dan tanpa sadar alam mimpi menyapa untuk aku semakin masuk lewat pintu mana saja yang tak aku mengerti. Dan benar, aku sudah terlelap saat ini. Khayal berganti Mimpi.

22.48 Bogor, 26 September 2015
_Mochammad Solichin

Posting Komentar

0 Komentar