Saya pernah berbasa-basi menjurus diskusi terhadap beberapa orang dalam beberapa kesempatan tentang rasa bosan dan rasa jenuh. Polanya hampir serupa, terkait siklus waktu dan rentetan kejadian berulang yang stagnan / tidak berubah / itu-itu saja.
Satu pihak mengatakan bahwa bosan terjadi setelah satu siklus waktu dilewati dengan hal-hal yang dirasa sama sepanjang waktu. Tak ada yang berubah dalam cara dan situasi yang dijalankan, statis, kurang dinamis. Kalaupun ada, lingkup perubahannya kecil, ibarat seekor semut didalam aula pertunjukan yang besar, tak merasa perlu dianggap.
Agak berbeda jika membicarakan tentang jenuh. Ya meskipun di KBBI, Jenuh bisa juga diartikan bosan atau jemu. Tapi dalam serapan saya, jenuh terjadi ketika suatu hal dilakukan dalam kadar tertentu dan serasa menumpuk setelah kurun waktu tertentu. Wadahnya bisa fisik, bisa juga pikiran. Suatu hal yang terjadi ibarat menyisakan residu / zat sisa yang mengendap terus menerus. Puncaknya, wadah yang sebelumnya bisa menampung lebih banyak hal-hal inti, sekarang semakin berkurang ruangnya karena endapan-endapan tak berguna. Beban awalnya semakin berat, karena bukan dimulai dari kosong, tetapi dimulai dari menanggung endapan-endapan tersebut.
Saya jadi menganalisa, bahwa bosan lebih terikat pada waktu dan cara yang statis / itu-itu saja. Sementara jenuh, terikat pada kadar dari suatu hal dan residu yang mengendap sekian lama. Maka kalau saya diajak beropini, saya kira bukan tentang bosan ataupun jenuh itu sendiri garis pokok masalahnya. Lebih dari itu adalah kemampuan kita untuk memanajemen bosan dan jenuh. Hal ini juga terkait seberapa dini kita sadar, bahwa pada suatu waktu akan terjadi. Itupun seandainya kita terlambat menyadari. Soal kesadaran memang menjadi problematika banyak orang, karena sifatnya yang ghaib, dalam arti tak terjangkau secara fisik dan oleh panca indera. Muncul dari proses berpikir atas sesuatu yang akan dan sedang terjadi.
Manajemen yang dilakukan bisa berupa merubah cara, merubah persepsi / sudut pandang, merubah situasi dan kondisi yang sekiranya tidak mempengaruhi hal inti, atau bisa dengan mengambil jeda dengan berlibur misalkan, untuk menguras endapan-endapan yang tersisa di wadah fisik maupun wadah pikiran. Mestinya, berbeda orang berbeda juga treatment / perlakuannya.
Intinya, setiap orang berhak memilih. Apakah dia ingin tetap berperang melawan bosan dan jenuh dengan cukup merubah wallpaper dan tata letak seperti halnya komputer, atau install ulang windows terbaru sampai pada siklus bosan dan jenuh yang melambai di depan sana. Tapi pastikan juga ya, perangkat keras dan perangkat lunakmu masih kompatibel dan ga' lemot. Dan kalau mungkin, upgrade juga. Hhee...
Bogor, 17 April 2021 08:23
0 Komentar