Islam
pernah
mengalami
zaman
kejayaannya.
Dimana
banyak
Pemikir dan Ahli Ilmu
dikenal
dunia.
Mulai
dari
Ilmu
Kedokteran
(Ibnu Sina, Al-Razi), Matematika
(Al-Khawarizmi), Astronomi
(Al-Fazani, Al-Fargani),
Ilmu
Fiqih
(Imam Hanafi,
Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali),
Tasawuf
(Al-Ghazali), Filsafat
(Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Al-Kindi),
Ilmu
Kalam
(Asy’Ari),
sampai
Penyair
Sufi (Rumi, Ibnu Arabi, Rabi’ah Al-Adawiyah).
Juga
zaman
dimana
Islam pernah
memiliki
Madrasah Nidzomiyah
sebagai
pusat
intelektual
dunia,
dan
orang-orang Barat banyak
belajar
dari
mereka.
Satu
dari
banyak
hal
yang disepakati
disini
adalah,
Islam Berjaya atas
kualitas
Ilmu-nya
dalam
berbagai
bidang
keilmuan.
Muslim bahkan
diajari
keyakinan
bahwa:
“Ilmu akan meningkatkan derajat manusia.”
Banyak
dari
kita
di jaman
kini,
membangga-banggakan
kejayaan
Islam yang pernah
ada
di masanya.
Dan berhenti
di rasa bangga
itu
saja.
Kita Blunder di
sini.
Bahkan,
sebagian
dari
kita
disibukkan
dengan
bertengkar
untuk
mempertahankan
keyakinan.
Padahal,
dasar
Intelektual dan
Spiritual
dari
setiap
keyakinan
jauh
lebih
penting
lagi.
Maka,
menunjukkan
gejala-gejala
dan
bukti-bukti
darinya
akan
lebih
dapat
diterima
secara
luas.
Ilmu
sangat
berperan
dalam
hal
ini.
Mengembalikan
kejayaan
Islam dengan
cara
demikian,
kiranya
lebih
Elegan.
Penghormatan
orang-orang akan
Islam bukan
sebab
keterpaksaan,
sebab
tingginya
derajat
Islam
dalam
perspektif
Ilmu
akan
membawa
manusia
menghormatinya
dengan
kerelaan.
0 Komentar