Bulan Romadhon kemarin cukup lama aku menghabiskan waktu di rumah. Sengaja ndak ambil kerja, biar bisa puasa di rumah tanpa terikat pekerjaan. Lagipula, rehat sebulan dari urusan nyari2 materi setelah sebelas bulan berselang bukan hal yang salah juga. Ibaratnya, selesai satu paragraf lantas klik tombol ENTER sebelum memulai paragraf selanjutnya. Yang kerja juga ndak salah kok, kan kerja juga ibadah.
Kalau ndak salah ingat, tanggal 14 Juni pagi berangkat dari Darmaga, Bogor dan sampai di Wonosobo setengah delapan malam. Oiya, kalau boleh aku ceritakan sedikit (siapa jg yg ga bolehin...), malam sebelum aku pulang, media sosial semacam FB, IG, dan WA sengaja aku uninstall dari HP. Coba deh, kayak apa rasanya lepas dari jeratan medsos yang semakin mengikat erat pikiran, perasaan, dan perbuatan waktu-waktu ini. Semacam nostalgia masa-masa sebelum media sosial meramaikan dunia maya makhluk-makhluk sosial, yang semakin rendah hati dengan selalu menundukkan pandangannya. Mungkin malu dengan kenyataan, mungkin juga dunia maya lebih asyik dengan ke-maya-annya.
Ah... bukan urusanku juga.
Awal hari-hari tanpa medsos, seperti ada sesuatu yang hilang. Semacam kehampaan akibat ditinggal kekasih pujaan (lebay banget yak). Pengen nglirik, ndak ada wujudnya, pengen download lagi di playstore, kok ya cemen banget kayak gitu aja udah nyerah. Jadi semacam menghadapi dilema orang-orang modern. Dibalik tangan yang gatel dan mata yang penuh harap, ada tekad yang kuat menyelesaikan misi pribadi ini.
"Pokoknya, ndak akan aku install sebelum takbir berkumandang dan sholat 'Id beres."
Singkat kata singkat cerita, takbir berkumandang, sholat Id beres, salam-salaman di masjid pun usai, pulang, dan next install lagi WA nya, IGnya, FB belum sampai sekarang (jadi buka FB nya lewat website... wkwk). Waah, lama ga buka medsos, kangen juga. Dan dimulailah lagi candu yang sebenernya udah lumayan ilang pas puasa. Emang bener-bener nih medsos.
Tapi terlepas dari segala interaksiku dengan media sosial apapun, aku sendiri merasa bersyukur bisa bebas sejenak, yang mana untuk ukuran masa kini yaa cukup lama sepertinya. Apalagi hal demikian aku lakukan waktu bulan puasa. Serius deh, aku bisa melakukan lebih banyak hal dari yang sudah-sudah. Belajar banyak hal juga dari kitab-kitab maupun diskusi-diskusi kecil dengan orang lain. Apalagi diskusinya dari muka ke muka lho, dari mata ke mata, dari mulut ke telinga. Di lingkungan tempat tinggal sendiri lagi. Upayaku untuk muhasabah cukup terbantu dengannya. Yang penting, kehilangan kesempatan ber-medsos tergantikan dengan banyak hal berharga yang aku dapatkan. Dan Alhamdulillah, ternyata di jaman sekarang, dengan bekal tekad, aku bisa juga lepas dari yang namanya Candu.
Yaah... meskipun sekarang sudah mulai lagi, seperti yang sudah-sudah.
Okee, jalani hari-hari seperti biasanya lagi. Yang penting tetap ingat, dunia maya bukan ganti yang sebanding dengan kenyataan apapun. Maka menjadi manusia, dunia nyata lah tempatnya.
Bogor, 05 Juli 2019_13:41
0 Komentar