Pagi ini aku nonton film "Toy Story 3" yang diputar salah satu tv swasta nasional. Ada adegan dimana Andi yang telah berusia 17 tahun harus pergi untuk melanjutkan kuliah dan memberikan mainan-mainannya kepada seorang anak kecil yang dipercayanya. Mainan-mainan itu membersamainya tumbuh sedari kecil. Tapi, sudah tiba saatnya ketika ia harus meninggalkan semua mainan itu. Bukan hal mudah baginya, ketika ingatannya kembali pada masa-masa lampau bersama mainan-mainannya. Ketika dia meninggalkan, dan mainan itu ditinggalkan, ada dua pihak yang harus merelakan keadaan. Setidaknya, seperti itulah kiranya waktu menjawab perjumpaan dan perpisahan. Dua hal yang sebenarnya bukan suatu kontradiksi. Perjumpaan dan perpisahan selalu bersanding, berpegang erat, tak terpisah satu sama lain. Penengah diantara keduanya, barangkali adalah perasaan itu sendiri.
Seperti halnya Andi dan mainan-mainannya dalam film animasi "Toy Story" tersebut, manusia juga mengalaminya dalam dunia nyata. Berulang kali malahan. Tapi memang, dalam banyak hal, keduanya seringkali memberikan perasaan yang sama dari yang sebelum-sebelumnya. Kata "move on" tak banyak berpengaruh pada hal-hal seperti itu.
Wonosobo, 23 Juni 2018_09:46
0 Komentar